Nama Yeyen Lidya, aktris yang dikenal publik, kini tengah menjadi perbincangan hangat.
Gaya parenting-nya menuai pro dan kontra setelah ia mengizinkan putrinya, Angel Melinda, untuk tinggal bersama pacarnya sebelum menikah.
Langkah ini, menurut Yeyen, bertujuan agar sang putri memahami bahwa kehidupan rumah tangga tidaklah semudah yang dibayangkan.
Putrinya diketahui sudah bekerja, sementara pacarnya masih menganggur.
Permintaan Yeyen pada putrinya itu terjadi karena anak perempuannya yang sudah bekerja, ingin menikah dengan pria pengangguran.
"Dia pacaran udah lama, dari SMA kan, aku bilang 'kakak tinggal bareng aja.' Karena mereka sudah berencana mau serius," ujar Yeyen dikutip dari YouTube Feri Purwo.
"Dalam arti tinggal bareng biar kakak tahu kebutuhan rumah tangga itu tidak segampang itu, karena waktu itu cowoknya tidak bekerja, dia sudah kerja," jelasnya.
"Tinggal bareng aja, beda kok rasanya bayar listrik dibayarin mami sama bayar sendiri," tuturnya.
Saat itu putrinya juga beralasan bahwa mereka bisa memulai semua dari nol.
Mendapat respons seperti itu, Yeyen kemudian meminta agar putrinya menyerahkan semua fasilitas yang sudah diberikan.
"Dulu sempet 'kan kita harus mulai dari nol,'" kata Yeyen.
"Oke kalau mau mulai dari nol enggak apa-apa, tolong kartu kredit mami balikin, kunci mobil mami balikin, mulai dari nol," ucapnya.
Yeyen mengatakan, itu dilakukan agar putrinya tahu arti dari mulai dari nol yang sebenarnya.
"'Mulai dari nol harus bareng-bareng, dua-duanya dari nol. Jangan kakak udah bawa ini (mobil, kartu kredit), itu bukan dari nol namanya,'" ujarnya.
"Kalau mau mulai dari nol, enggak apa-apa, tapi sama-sama nol. Supaya dia juga aware kalau 'ih enggak segampang itu menjalani kehidupan ini,'" lanjutnya.
Gaya parenting Yeyen Lidya ini menuai sorotan dan menjadi perbincangan netizen.
"Ada baiknya disuruh merasakan sulitnya berumah tangga, tapi tinggal erumah bukan solusi yang baik," tulis @amanda.vn8.
"Bener kok yang dibilang mbak Yeyen ini. Secara tidak langsung ini semacam edukasi tentang pernikahan, bahwa nikah itu tak seindah itu," tulis @nathanniavalency1.
Yeyen menambahkan, ia ingin anaknya memahami realitas hidup, termasuk beban finansial rumah tangga.
“Tinggal bareng aja. Beda kok rasanya bayar listrik yang dibayarin mami dengan bayar sendiri,” tuturnya.
Ketika sang putri mengatakan siap memulai kehidupan dari nol, Yeyen justru memintanya menyerahkan semua fasilitas yang sebelumnya diberikan, seperti kartu kredit dan mobil.
“Kalau mau dari nol, mulai benar-benar dari nol, supaya dia tahu bahwa hidup ini tidak semudah itu,” tegas Yeyen.
Pro dan Kontra
Langkah Yeyen ini menuai beragam komentar dari warganet.
Sebagian memuji pendekatan tersebut sebagai bentuk edukasi realistis, sementara lainnya menganggap tinggal bersama sebelum menikah bukanlah solusi yang tepat.
“Orang tua yang logis. Anak sekarang enggak mempan kalau cuma diomongin,” tulis @ahmadnassier.
“Bener sih untuk ngajarin tanggung jawab, tapi tinggal serumah bukan solusi yang baik,” komentar @amanda.vn8.
Di tengah perdebatan soal pola asuh Yeyen, istilah eggshell parenting juga sedang ramai dibahas di TikTok.
Pola asuh ini menggambarkan orang tua yang tidak stabil emosional sehingga anak merasa bertanggung jawab memenuhi ekspektasi orang tua.
Menurut Dr. Zishan Khan, eggshell parenting dapat berdampak buruk pada anak, seperti kecemasan, suasana hati tidak stabil, hingga depresi.
Eggshell parenting sendiri merupakan gaya parenting yang didasari ketidakpastian.
Sikap ini juga mampu memicu perilaku anak yang merasa harus terus memenuhi perintah orang tua.
Di kala anak tidak memenuhi keinginan orang tuanya, dampaknya mampu memberi rasa bersalah pada si anak.
“Anak merasa bertanggung jawab atas pengasuhan orang tuanya dan merasa bersalah ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginan orang tuanya,” kata Dr. Zishan Khan dikutip dari parents.com.
Perilaku ini biasanya menunjukkan pula ketidakberdayaan orang tua dalam mengasuh anak sehingga muncul perilaku yang tidak stabil. Tahukah Kawan Puan bahwa dampak perilaku ini bisa memberikan masalah serius pada perkembangan anak.
Ketidakstabilan ini bisa saja muncul karena orang tua yang memiliki trauma pada masa lalunya.
Dampak pola eggshell parenting ini yaitu seperti suasana hati yang tidak stabil, kecemasan, bahkan sampai depresi.
Rasa ketidakstabilan itu juga mampu membuat anak cenderung menyalahkan dirinya sendiri atas perasaan mereka yang tidak menentu.
Pola asuh ini juga tidak membuat anak menyadari bahwa ketidakstabilan itu berasal pula dari pola asuh orang tuanya.
Jika hal ini terjadi, tentu harus diatasi, Kawan Puan dapat memulainya dengan kesadaran bahwa pola asuh demikian tidaklah baik dan sehat.
Mempertimbangkan untuk segera menyelesaikan konflik yang menjadi penyebab utama pada diri orang tua pun juga menjadi solusi. Jika dirasa sulit, segera hubungi dan cari bantuan dari tenaga ahli.
Tak hanya mengobati rasa trauma pada diri orang tua saja, tetapi orang tua juga harus mampu memperhatikan dampak yang telah diberikan kepada si anak.
Bagaimanapun anak menyerap sikap orang tua, maka dari itu penting untuk adanya kesadaran untuk memperbaiki pola asuh demi pertumbuhan si kecil.
(TribunTrends.com/Kompas.com/Parapuan.co/bangkapos.com)
Posting Komentar
Posting Komentar