Kaesang Pangarep, putra Presiden Joko Widodo, tidak bisa menahan air mata saat curhat tentang putrinya, Bebingah Sang Tansah Ayu, yang baru saja lahir.
Momen bahagia ini, yang seharusnya menjadi waktu penuh sukacita, justru ternodai oleh berbagai komentar miring yang dilontarkan netizen di media sosial.
Bayi perempuan pertama Kaesang dan Erina Gudono lahir pada 15 Oktober 2024 di RSU Bunda Menteng, Jakarta Pusat, tepat pukul 07.02 WIB.
Namun, di tengah kebahagiaan tersebut, publik tampaknya belum bisa melupakan kontroversi yang menyelimuti pasangan ini, terutama terkait skandal menaiki jet pribadi baru-baru ini.
Dalam sebuah episode podcast bertajuk Depan Pintu, Kaesang mengungkapkan betapa sakit hati dan emosional dirinya ketika melihat komentar-komentar jahat yang ditujukan pada putrinya.
Ia menjelaskan bahwa meskipun ia bisa bersabar menghadapi komentar pedas yang menyerang dirinya dan Erina, komentar negatif tentang putrinya sangat menyentuh hati.
“Karena suaminya di politik jadi itu memang risiko. Tapi ya kadang saya tuh kalau pas begitu melihat, kalau menghujat Erina saya coba nahan, tapi pas ada yang doain jelek buat bayi saya,” ucap Kaesang sambil menangis, menunjukkan betapa besarnya rasa cintanya pada sang buah hati.
Dengan suara bergetar, Kaesang melanjutkan, “Sorry, sorry,” sambil menyeka air mata dengan tisu. Menangis dalam momen yang sangat emosional ini, ia mengungkapkan betapa tidak adilnya perlakuan netizen terhadap seorang bayi yang belum mengerti apa-apa.
Dari cuplikan podcast tersebut, terlihat jelas betapa Kaesang sangat melindungi keluarganya, terutama dari komentar yang tidak pantas.
Ia berpendapat bahwa anak-anak tidak seharusnya menjadi sasaran dari hujatan atau cemoohan, apalagi yang ditujukan kepada seorang bayi.
Kejadian ini menunjukkan sisi emosional Kaesang Pangarep yang selama ini dikenal sebagai sosok yang ceria dan optimis. Namun, dibalik senyuman tersebut, ada rasa sakit yang mendalam ketika melihat putrinya menjadi korban dari komentar-komentar jahat.
Sikap Kaesang ini juga menggambarkan ketidakadilan yang sering kali terjadi di media sosial, di mana seorang individu, bahkan anak-anak, bisa dengan mudah menjadi sasaran bully.
Terlebih lagi, situasi ini semakin diperburuk oleh latar belakang keluarganya yang terlibat dalam dunia politik.
Kaesang menyadari bahwa menjadi publik figur dan anak seorang presiden membawa risiko tersendiri.
Ia mengakui bahwa komentar pedas dan negatif merupakan bagian dari konsekuensi hidup di bawah sorotan publik. Namun, ia menegaskan bahwa hal tersebut tidak seharusnya menyasar kepada anak-anak yang tidak bersalah.
Pasangan Kaesang dan Erina sebelumnya juga menjadi sorotan karena gaya hidup mereka yang dianggap mewah.
Erina pernah membagikan potret dirinya sedang menikmati roti lapis lobster yang harganya mencapai ratusan ribu. Momen-momen ini semakin menambah perhatian publik, yang sering kali menciptakan stereotip bahwa mereka hidup dalam kemewahan.
Skandal mengenai penggunaan jet pribadi oleh Kaesang dan Erina juga menjadi perhatian besar. Di tengah banyaknya tantangan yang dihadapi oleh masyarakat, munculnya berita tentang jet pribadi mereka seolah mengalihkan fokus dari masalah yang lebih krusial.
Publik menganggap bahwa gaya hidup glamour ini tidak sejalan dengan semangat yang harus diusung oleh pemimpin muda, terlebih lagi ketika masyarakat sedang berjuang di tengah kesulitan ekonomi. Kaesang sendiri tampaknya menyadari bahwa hal ini berpotensi menimbulkan kesan negatif, terutama saat netizen mengaitkan kehidupannya dengan kinerja politik keluarganya.
Reaksi masyarakat terhadap isu ini pun beragam. Beberapa netizen menunjukkan empati terhadap Kaesang dan menyuarakan dukungan untuknya serta keluarganya. Namun, di sisi lain, ada pula yang memberikan komentar sinis dan mempertanyakan sikap mereka dalam menghadapi sorotan publik.
Dalam banyak kasus, keluarga publik figur sering kali menjadi sasaran kritik dan sindiran, yang seolah menjadi bagian dari kehidupan mereka. Ini menimbulkan pertanyaan mengenai batasan privasi dan hak seseorang untuk hidup tanpa harus selalu berada di bawah pengawasan publik.
Kaesang dan Erina dapat mengambil momen ini untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menghargai privasi dan hak-hak anak. Dalam konteks ini, mereka bisa berperan sebagai contoh untuk mendorong publik agar lebih bijak dalam memberikan komentar, terutama terkait hal-hal yang melibatkan anak-anak.
Keterlibatan mereka dalam kegiatan sosial dan kampanye positif bisa menjadi langkah awal untuk menunjukkan bahwa kehidupan mereka tidak hanya sekedar glamor, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi.
Di tengah segala kontroversi dan komentar miring yang menyelimuti, Kaesang berharap agar putrinya dapat tumbuh dalam lingkungan yang sehat dan penuh kasih sayang.
Ia ingin memberikan yang terbaik untuk Bebingah dan berharap masyarakat dapat memberikan ruang bagi keluarga mereka untuk bernafas tanpa tekanan dari komentar negatif.
Kaesang juga menegaskan pentingnya dukungan dari masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi anak-anak. Ia ingin agar publik dapat lebih fokus pada hal-hal positif yang bisa dilakukan untuk masa depan generasi mendatang.
Dalam momen curhat yang sangat emosional ini, Kaesang menunjukkan betapa besar kasih sayangnya kepada putrinya.
Ia berkomitmen untuk melawan setiap komentar negatif yang ditujukan kepada Bebingah, dan berusaha memberikan perlindungan terbaik bagi anaknya.
Keberanian Kaesang untuk berbicara mengenai rasa sakit yang ia alami menjadi inspirasi bagi banyak orang tua lainnya yang mungkin menghadapi situasi serupa. Tindakan ini menunjukkan bahwa di balik kesuksesan dan status publik, terdapat tantangan emosional yang harus dihadapi.
Keluarga merupakan sumber kekuatan bagi Kaesang dalam menghadapi berbagai tekanan dari publik. Dukungan dari Erina dan keluarga besar mereka sangat penting untuk membantunya melalui masa-masa sulit ini.
Keluarga yang solid dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi Bebingah, sehingga ia dapat tumbuh tanpa rasa takut akan komentar miring.
Kisah Kaesang dan Bebingah juga menjadi refleksi bagi publik figur lainnya tentang perlunya membangun citra positif di mata masyarakat.
Mereka diharapkan bisa lebih bijaksana dalam menunjukkan sisi kehidupan mereka di media sosial, serta membangun kesadaran tentang dampak dari setiap tindakan yang mereka lakukan.
Semoga melalui momen ini, masyarakat bisa lebih memahami betapa pentingnya sikap empati dan perhatian terhadap orang lain, terutama kepada anak-anak yang tidak bersalah.
Perubahan positif di dalam komunitas bisa dimulai dari diri sendiri, dan dengan harapan Kaesang, Bebingah dapat tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih dan dukungan.*** (*)
Posting Komentar
Posting Komentar