Inilah perjalanan karier dan sosok Pandji Pragiwaksono yang diduga pemfitnah Adul buta.
Adul memahami jika simpang siur mengenai kondisi kesehatannya itu berawal dari obrolan antara Pandji Pragiwaksono dan Kiky Saputri.
Enggan kesal dengan kedua komika itu, sahabat Komeng tersebut memilih untuk menertawakan dan mendoakan Pandji.
“Semoga dia (Pandji Pragiwaksono) diberi kebaikan, makanya ya, namanya orang lawak zaman sekarang,” kata Adul.
“Semoga bang Pandji diberikan kesehatan ya, bang Pandji mah orang baik,” ujar Adul.
“Itulah orang berilmu, sekolah tinggi-tinggi tapi begitu lawaknya,” sindir Adul sambil tertawa.
“Tidak benar (soal kebutaan), gak kenapa-kenapa.”
Sebelumnya, kabar mengenai kondisi kesehatan penglihatan Adul ramai dibicarakan netizen.
Hal ini berawal dari obrolan antara komika Pandji Pragiwaksono dengan Kiky Saputri.
“(Adul) lagi kurang sehat, matanya kan gak ngelihat sekarang," kata Pandji Pragiwaksono saat berbincang di kanal YouTube Kiky Saputri.
"Eh, astagfirullah. Maaf aku gak tahu," kata Kiky Saputri terkejut.
Sekadar informasi, menukil dari website resmi Kemenkes, glaukoma adalah jenis gangguan penglihatan yang ditandai dengan terjadinya kerusakan saraf mata, yang disebabkan oleh tingginya tekanan bola mata.
Saraf mata adalah sekumpulan serat saraf yang menghubungkan retina ke otak.
Saat saraf mata rusak, sinyal yang menyampaikan apa yang dilihat ke otak akan terganggu.
Secara perlahan, hal ini menyebabkan komplikasi glaukoma berupa hilangnya penglihatan atau kebutaan.
Pandji Pragiwaksono bernama lengkap Pandji Pragiwaksono Wongsoyudo, S.Sn.
Pria yang lahir 18 Juni 1979 silam ini dikenal sebagai seorang pelawak tunggal, aktor, penyiar radio, presenter, penulis, humanitarian, penyanyi rap, penulis lagu, sutradara, dan penyiar Indonesia
Pandji seorang berdarah Jawa (Kebumen) yang lahir di Singapura, ayahnya bernama Koes Pratomo Wongsoyudo yang berasal dari Karanganyar, Kebumen.
Sedangkan ibunya bernama Siti Khadijah.
Sang ayah merupakan karateka sekaligus pendiri dari Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) pada tahun 1963.
Pandji sempat bersekolah di SMP Negeri 29 Jakarta, kemudian melanjutkan pendidikannya di Kolese Gonzaga, Jakarta.
Ia merupakan lulusan dari jurusan Desain, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung.
Pandji memulai kariernya sebagai penyiar radio di Hard Rock FM Bandung dari tahun 2001 sampai dengan 2003 bersama Tike Priatnakusumah.
Kemudian pindah ke Jakarta, ia tetap menjadi penyiar Hard Rock di Jakarta selama tujuh tahun,kemudian ia terkenal karena kolaborasinya bersama Steny Agustaf.
Karier Presenter
Pandji juga memandu acara reality show Kena Deh yang ditayangkan di Trans7 dan mendapat sambutan populer, dan ditayangkan semula di ANTV pada 2008.
Kemudian Pandji menjadi pembawa acara di program game show Hole in the Wall yang ditayangkan di RCTI pada tahun 2007 hingga 2008.
Dia juga pernah memandu acara siaran pertandingan NBA di JakTV, karena dia sangat berminat dengan olahraga basket.
Dia menjadi presenter acara Kok Bisa? yang mengulas sisi menarik dari film yang ditayangkan pula di JakTV.
Pada tahun 2011 hingga 2015, Pandji menjadi Host pada kompetisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) KompasTV.
Mulai dari tahun 2016 hingga saat ini Pandji "naik jabatan" menjadi Juri pada kompetisi tersebut.
Karier Dunia Musik
Pada 2008, ia merilis album musik rap pertamanya berjudul Provocative Proactive, yang menampilkan beberapa artis seperti Tompi, Steny Agustaf dan istrinya sendiri, Gamila Arief.
Pada 2009, ia juga meluncurkan album kedua, You'll Never Know When Someone Comes In And Press Play On Your Paused Life.
Di awal 2010, pada 21 Januari bersama para penyiar yang tergabung di MRA, Pandji menyumbangkan suaranya di album THIS IS ME, yang merupakan album amal.
Penjualan dan keuntungan album ini diberikan pada Yayasan Onkologi Anak Indonesia.Ia juga berkesempatan tampil di beberapa acara musik seperti Soulnation. Albumnya pada 2010, Merdesa, menuai keuntungan besar dengan menerapkan strategi free lunch method yang diakui oleh Hermawan Kertajaya.
Pada tanggal 21 Mei 2012, bertepatan dengan 14 tahun turunnya Soeharto, Pandji mulai meluncurkan album hiphop ke-4 berjudul 32. Lagu lagu seperti Demokrasi Kita dan Indonesia Free adalah musikalisasi dari pidato Mohammad Hatta.
Album 32 juga berisi lagu seperti GR feat Abenk Ranadireksa (Soulvibe), lalu Untuk Sahabatku feat Davinaraja (The Extralarge) yang ia tulis sebagai persembahan kepada para penikmat musiknya selama 5 tahun berkarier.
Pada tahun 2015, Pandji kembali merilis album mini yang berjudul Pemanasan. Pada tahun 2018, Pandji merilis album keenam yang berjudul Pembalasan
Karier Pelawak Tunggal
Memulai karirnya sebagai seorang pelawak tunggal pada tahun 2010. Diawali dari Twivate Concert pertama yang ia lakukan di bulan April, Pandji akhirnya memantapkan niatnya untuk membangun awareness masyarakat tentang pelawak tunggal ini sendiri.
Ia bersama Radit juga pencetus gagasan adanya kompetisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) di Kompas TV
Pada 28 Desember 2011, Pandji memproduksi sendiri acara komedi tunggal spesialnya di Teater Usmar Ismail, Bhinneka Tunggal Tawa dengan kapasitas 400 penonton, dimana dihadiri ratusan penggemar.
Ia tampil di dua show yang menampilkan pelawak tunggal pembuka Ernest Prakasa, Sam D. Putra, Luqman Baihaqi, dan lain-lain.
Pertunjukan ini diadakan 8 Desember 2012, dan digelar sungguh tidak biasa karena diselenggarakan di Museum Nasional atau yang lebih dikenal dengan Museum Gajah, di hadapan 800 penonton.
Pada tahun 2013, dia kembali menggelar pertunjukan spesial bertajuk Mesakke Bangsaku di Teater Besar Jakarta, dengan kapasitas 1200 penonton.
Pertunjukan tersebut merupakan akhir dari perjalanan tur Mesakke Bangsaku yang sebelumnya telah berkeliling ke beberapa kota di Indonesia.
Pada tahun 2014, Pandji pun menjadi orang Indonesia pertama yang keliling dunia dengan karyanya, melalui Mesakke Bangsaku World Tour, yang menyambangi 11 kota, di 7 negara, di 4 benua.
Pada tahun 2016, perjalanan Stand Up Comedy World Tour dilanjutkan dengan Juru Bicara yang berkeliling ke 24 kota di 5 benua.
Juru Bicara merupakan tur dunia ke-duanya Pandji, setelah Mesakke Bangsaku.
Rangkaian tur dunia Juru Bicara ini, ditutup di The Kasablanka Hall Jakarta, di hadapan 3500 penonton
Tahun 2018, Pragiwaksono Stand Up Comedy World Tour sudah berlangsung, dan Pandji menutup tur dunia nya di Plenary Hall Jakarta Convention Center, pada tanggal 26 Januari 2019, di hadapan 5000 penonton.
Di akhir pertunjukan Pragiwaksono Jakarta, Pandji juga mengumumkan Stand Up Comedy World Tour selanjutnya di tahun 2020, bertajuk Komoidoumenoi.
Di bulan November 2019, Pandji kembali mengadakan Stand Up Comedy Special berjudul Hiduplah Indonesia Maya, diadakan di Ciputra Artpreneur, Jakarta, yang juga merupakan akhir dari rangkaian tur Hiduplah Indonesia Maya yang sebelumnya telah berkeliling ke beberapa kota di Indonesia.
Pertunjukan ini diadakan untuk mengakomodasi penikmat karyanya yang tidak sempat menonton Septictank di Yogyakarta, karena banyak yang menyayangkan pertunjukan Septictank batal dirilis Digital Download-nya karena materi yang terlalu berbahaya. Hiduplah Indonesia Maya berisikan 50 persen materi Septictank dan 50 persen materi terbaik dari Pandji Pragiwaksono.
Awal tahun 2020, tur dunia Komoidoumenoi diumumkan akan berjalan mulai bulan April dan ditutup di Istora Senayan Jakarta, di bulan Desember 2020.
Namun tertunda ke tahun 2021 karena terjadi pandemi Covid-19, di bulan Maret 2020. Akhirnya di penghujung tahun 2020 Pandji kembali mengadakan pertunjukan Stand Up Comedy ke-delapan, dengan judul Keadaan Kahar, sebagai respon terhadap kondisi pandemi yang sedang terjadi.
Di tahun 2021, pandemi belum mereda juga, akhirnya tur dunia Komoidoumenoi kembali tertunda hingga tahun 2022.
Dan di akhir tahun 2021 Pandji kembali mengadakan pertunjukan Stand Up Comedy ke-sembilan berjudul Ternyata Ini Sebabnya, yang diadakan di Beer Garden, SCBD, Jakarta.
Di tahun 2022, tur nasional Komoidoumenoi akhirnya bergulir, dimulai pada bulan Agustus hingga selesai pada bulan Desember.
Pertunjukan ke tujuh dari Pandji Pragiwaksono ini memulai kick off-nya di Kota Yogyakarta, dan ditutup dengan megah di Istora Senayan Jakarta, pada 4 Desember 2022 di hadapan 7500 penonton.
Acara televisi
Ngelenong Nyok (2005) sebagai pemain tetap
Kena Deh (2006) sebagai presenter
Good News (2006—2007) sebagai presenter
NBA (2006—2008) sebagai presenter
Hole in the Wall (2007—2008) sebagai presenter
Cas Cis Cus (2008) sebagai presenter
Boombastis (2009) sebagai presenter
Bukan Buka Biasa (2009) sebagai pemain tetap
Monchows (2010) sebagai presenter
Provocative Proactive (2010—2011) sebagai presenter
Kok Bisa? sebagai presenter
Stand Up Comedy Indonesia (2011—2015 sebagai presenter; 2016 sebagai juri)
180° (2012) sebagai presenter
Indonesia Harus Buka (2012) sebagai pemain tetap
Indonesia Harus Bercanda (2012) sebagai pemain tetap
Sebelas Duabelas (2015) sebagai presenter
Stand Up Comedy Academy (2016—2018) sebagai juri
Program digital
LOL Indonesia: Yang Ketawa Kalah (2024)
Karya tulis
Nasional.Is.Me
How I Sold 1000 CDs in 30 Days
Menghargai Gratisan
Merdeka Dalam Bercanda
Berani Mengubah
Indiepreneur
Menemukan Indonesia
Juru Bicara
Persistent
Septictank: Pengalaman Nyemplung ke Kolam Politik
Siniar
Penghargaan dan Nominasi
2015 Indonesian Choice Awards 2015 Digtal Persona of the Year masuk Nominasi
2017 Festival Film Bandung Pemeran Utama Pria Terpuji Film Bioskop Insya Allah Sah masuk Nominasi
2021 Anugerah Komedi Indonesia 2021 Komika Terpilih raih Menang
2022 Festival Film Wartawan Indonesia Aktor Pendukung Terbaik (Genre Komedi) Mendarat Darurat Nominasi
Indonesian Movie Actors Awards Film Terfavorit masuk Nominasi.
Berita Artis dan Berita Jatim lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Posting Komentar
Posting Komentar