infoselebb.my.id: Penyesalan Sule di Masa Lalu Terkuak Imbas Cerai Dari Nathalie, Keadaan Rizky Febian Disinggung - LESTI BILLAR

Penyesalan Sule di Masa Lalu Terkuak Imbas Cerai Dari Nathalie, Keadaan Rizky Febian Disinggung

Posting Komentar

Sule masih berstatus duda, belum juga nikah setelah cerai dari Nathalie Holscher.


Terlebih kini anak-anak Sule juga lakoni banyak kesibukan, Rizky Febian juga sudah berkeluarga.


Diakui Sule, rasa sepi, kerap dirundung rasa sendiri lantaran anak-anaknya bergelut dengan kesibukannya masing-masing.


Kondisi ini pun membuat Sule merasa terkena karma.


Pasalnya, ia merasa perbuatannya di masa lalu yang menyebabkan dirinya merasakan perasaan tersebut.


"Jadi teringat zaman dulu. Gue ada penyesalan ketika gue waktu kecil gue terlalu sibuk dengan dunia gue sendiri," ujar Sule.


"Jarang ketemu sama orangtua dan terbukti, karma itu ada," imbuhnya.


Meski sebenarnya saat itu Sule sibuk keluar untuk mencari uang, tetapi mantan suami Nathalie Holscher ini juga sadar hal serupa juga dilakukan oleh anak-anaknya.


Ini juga yang membuat mereka jarang bertemu di rumah.


"Dulu gue keluar bukan bandel, gue keluar cari duit buat bisa makan, beli apa," ucap Sule.


"Ini semua yang dilakuin Iky. Jangankan Iky, Putri kan di sebelah (rumah), udah punya kesibukan sendiri," imbuhnya.


Walaupun begitu, Sule melanjutkan bahwa rasa sepi yang dialaminya merupakan hal normal.


Terlebih dirinya hanya ditemani oleh kucing di rumah.


"Pastilah (kesepian), normal. Sekarang udah mau dua tahun gue sendiri kan, normal lah," ujar Sule.


Sehingga Sule sering sendirian di rumah karena anak-anaknya sibuk.


Ternyata dalam kesepiannya itu Sule masih mempunyai teman setia.


Teman setianya itu, diungkap Sule, seekor kucing peliharaan yang bernama Miki.


Rasa kesepian Sule ini diungkap kepada Raffi Ahmad baru-baru ini.


Diungkapkan Sule, anak-anaknya memang sudah disibukkan dengan aktivitas masing-masing.


Kesibukan tersebut ternyata tak jarang membuatnya kesepian.


"Nanti kamu akan merasakan ketika anak-anak sudah punya dunianya, bisa sampai meneteskan air mata," kata Sule dikutip dari YouTube Rans Entertainment, Selasa (18/6/2024).


"Aku tuh sendiri di rumah tuh. Paling ada temen aku yang paling setia itu si Miki," sambungnya.


Mendengar ucapan Sule, Raffi Ahmad tak mampu menahan tawanya.


"Tahu gue," kata Raffi terkekeh.


Dirinya juga menyebut masih tetap bersyukur anak-anaknya masih meluangkan waktu untuk menghadiri acara keluarga.


"Tapi untungnya momen-momen besar mereka tidak pernah melewati," ungkap Sule.


Kesepian Memicu Depresi Hingga Kematian Dini


Kesepian Memicu Depresi Hingga Kematian Dini, Kamu Bisa Mengatasi Kesepian dengan 5 Cara Ini


Kesepian menjadi salah satu masalah kesehatan karena dapat memengaruhi fisik dan mental seseorang.


Psikolog Amy Sullivan, Psy D, menjelaskan saat kesepian hormon stres kita meningkat pesat.


"Kortisol dapat membahayakan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah, dan memicu peradangan," jelasnya, seperti dilansir Cleveland Clinic. Selain masalah fisik, kesepian juga memicu masalah kesehatan serius seperti depresi dan kecemasan.


Sejumlah penelitian menunjukkan, bahaya kesepian yang bisa memicu depresi sampai kematian dini.


Kesepian setara merokok 15 batang/hari


Riset dari asuransi Cigna, pada 2018, meneliti perilaku milenial (23-37 tahun) dan generasi Z (18-22 tahun) yang tinggal di AS.


Hasil surveinya mengungkap, lebih dari setengah responden merasa kesepian karena tidak punya teman, hubungan personalnya hambar, atau merasa terisolasi dari lainnya.


Dokter dari Cigna selaku perwakilan peneliti, Douglas Nemecek, MD, menyebut hasil riset tersebut menunjukkan kesepian sudah jadi epidemi.


"Kesepian dampaknya setara dengan merokok 15 batang sehari. Lebih berbahaya dari obesitas," jelas Nemecek, seperti dilansir Web MD.


Kematian dini


Studi yang baru dirilis menunjukkan, orang yang kesepian cenderung mengalami gangguan kesehatan.


Dampak kesepian antara lain sebagai berikut.


Memicu penyakit jantung dan stroke


Melemahkan daya tahan tubuh


Penyakit kanker jadi sulit dikontrol


Menyebabkan depresi dan kecemasan


Selain itu, psikolog Julianne Holt-Lunstad, PhD, dari Brigham Young University, AS, pada 2017, meriset 300,000 orang.


Studinya menunjukkan, orang yang punya relasi sosial bagus atau tidak kesepian, risiko kematian dininya turun 50 persen.


“Ada bukti kuat, kesepian signifikan meningkatkan risiko kematian dini," kata Lunstad.


Cara mengatasi kesepian


Sebelum kesepian mengganggu kesehatan fisik dan mental, ada baiknya persoalan ini segera diatasi.


Berikut beberapa caranya.


1. Lebih peduli perasaan sendiri


Setiap orang pasti merasakan kesepian.


Sesekali merasakan kesepian itu wajar.


Namun, menjadi tidak normal saat Anda lebih sering mengalami kesepian daripada tidak.


Coba perhatian perasaan sendiri, kapan terakhir kali Anda merasa tidak kesepian?


2. Pahami bahaya kesepian


Banyak orang menjaga hidup sehat dengan mengatur pola makan dan berolahraga.


Namun, mereka mengabaikan koneksi sosial.


Padahal, bersosialisasi sama pentingnya dengan diet sehat dan tidur cukup. 


3. Bangun koneksi sosial


Alih-alih cuma mengobrol lewat media sosial, coba sesekali atur waktu bertemu dengan teman atau kerabat.


Selain itu, Anda bisa memanfaatkan waktu istirahat yang singkat untuk mengobrol dengan teman.


Perbincangan singkat atau obrolan sederhana punya dampak signifikan untuk mengatasi kesepian.


4. Membantu orang lain


Berikan pertolongan untuk orang yang tidak Anda kenal, atau lakukan kebaikan tanpa pamrih.


Tak perlu muluk-muluk saat membantu.


Anda bisa memberikan kursi pada orang di tranportasi umum.


Atau berikan giliran jalan duluan saat di perjalanan.


5. Rehat dari media sosial


Ketika rehat dari sosial media, orang jadi lebih membangun koneksi sosial yang sesungguhnya.


Selain itu, saat orang tidak sibuk bersosial media, kebanyakan orang cenderung intens bersosialisasi.


Ingat, kesepian bisa diatasi dengan membangun koneksi sosial yang berkualitas.


Jika kesepian terasa mengganggu atau intensitasnya cukup tinggi, coba konsultasikan masalah ini dengan psikolog atau ahlinya. (*)

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter